Perusahaan financial technology (fintech) saat ini sedang berkembang di Indonesia. Hingga September 2021, terdapat 785 perusahaan fintech di Indonesia.
Di antara manfaat ekonomi digital, penyebaran layanan teknologi keuangan dalam negeri dapat menimbulkan masalah baru dalam ekosistem digital. Salah satunya adalah meningkatnya insiden penipuan dalam transaksi digital.
Menurut data unmuhkaranganyar.id, selama lima tahun terakhir, Kementerian Informasi dan Komunikasi telah menerima lebih dari 486.000 laporan masyarakat terkait informasi dan aktivitas kriminal e-commerce.
Penipuan yang paling dominan di antara laporan tersebut adalah penipuan transaksi online, dengan 405.000 laporan.
Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menyebut banyaknya kasus penipuan tidak lepas dari rendahnya tingkat literasi umum.
Menurut mereka dalam siaran pers yang dikutip Senin (1/2/2023), mayoritas masyarakat Indonesia masih awam dengan bidang solusi teknologi finansial sebatas dompet digital dan setoran pembayaran.
Faktanya, fintech yang terkait dengan pembayaran dan pinjaman menyumbang sekitar setengah dari total sektor fintech Indonesia, atau 52%.
Sementara itu, masih banyak produk fintech lainnya, seperti teknologi keuangan dan akuntansi, yang menyumbang 14% investasi dan 13% dari seluruh perusahaan fintech di Indonesia.
Selain itu, perusahaan terkait cryptocurrency hanya menyumbang 8% dari total jumlah perusahaan.
AFTECH juga menawarkan lima tips kepada masyarakat untuk memungkinkan transaksi digital melalui fintech.
1. Memahami risiko teknologi keuangan yang digunakan
Sebelum memutuskan untuk menggunakan produk dan layanan aplikasi atau perusahaan financial technology, pelajari lebih lanjut produk dan layanan yang ditawarkan.
Risiko jangka panjang dari penggunaan teknologi keuangan seringkali luput dari perhatian publik karena mereka terburu-buru memanfaatkan keuntungan langsung yang mereka tawarkan.
2. Pertahankan identitas digital Anda
Banyak pelanggaran data telah menciptakan tantangan baru untuk transaksi digital.
Pengguna juga harus berhati-hati dalam memilih layanan dan aplikasi yang sesuai untuk digunakan, terutama yang berkaitan dengan keamanan informasi pribadi, perlindungan data pribadi, dan keamanan transaksi.
Pilih teknologi fintech yang menjamin keamanan data pribadi Anda. Banyak aplikasi fintech saat ini sudah menggunakan identitas digital yang aman.
3. Waspadai iming-iming hadiah besar
Terlalu banyak penipuan yang mengincar hadiah senilai ratusan juta rupiah yang meruntuhkan pertahanan komunitas digital.
Iming-iming hadiah semacam ini sering dikomunikasikan melalui SMS, email, media sosial atau panggilan telepon langsung di mana hadiah ditawarkan atau dilaporkan kemenangan lotere tertentu.
Jika Anda menerima nomor ponsel atau alamat email yang tidak dikenal dan tidak berisi informasi yang jelas dan lengkap mengenai perusahaan tersebut, sebaiknya segera abaikan saja.
Juga, jangan mengklik tautan apa pun yang dikirimkan kepada Anda, termasuk yang tidak memberikan informasi pribadi Anda. Jangan lupa untuk mengingatkan keluarga dan teman dekat Anda tentang tips ini.
4. Lihat perusahaan fintech resmi
Pastikan perusahaan fintech yang menyediakan layanan yang ingin Anda gunakan terdaftar dan berlisensi resmi.
Masyarakat bisa mengeceknya di laman Cekfintech.id. Cukup ketik nama fintech yang ingin diperiksa dan akan muncul informasi berupa status izin regulasi perusahaan tersebut.
5. Promosi pendidikan
Menurut data Global Web Index 2021, Indonesia menempati urutan ke-4 secara global dalam hal penetrasi pengguna internet. Pemerintah juga menargetkan inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.
Namun di sisi lain, indeks literasi keuangan Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, hanya 49,68%.
Untuk itu, diperlukan peningkatan kapasitas masyarakat dalam literasi digital, termasuk memahami risiko penggunaan teknologi finansial tentang bagaimana melindungi privasi dan keamanan informasi.
Ketua AFTECH Pandu Patria Sahrir mengatakan, “Kami sangat menyadari bahwa risiko kejahatan dunia maya tidak dapat dihindari dalam transaksi digital.
Oleh karena itu, peningkatan literasi menjadi benteng yang harus terus diperkuat di seluruh lapisan masyarakat, imbuhnya.